Kamis, 30 April 2020

URGENSI PERENCANAAN SDM DAN FAKTOR FAKTOR


Urgensi Perencanaan Sumber Daya Manusia dalam dunia industri
1. Persediaan Tenaga Kerja Saat Ini

Langkah paling awal yang bisa dilakukan dalam memulai perencanaan SDM yaitu menilai ketersediaan sumber daya manusia yang ada di perusahaan.

Penilaian ini termasuk studi komprehensif dari berbagai aspek SDM, seperti jumlah, skill, kompetensi, kualifikasi, pengalaman, usia, jabatan, kinerja, kompensasi, dan lain sebagainya. Dalam tahap ini, HR juga bisa melakukan wawancara dengan manager tim untuk memahami tantangan dari sisi SDM yang sedang dihadapi, serta kualifikasi yang dirasa penting untuk dimiliki oleh karyawan tim tersebut.

2. Kebutuhan SDM di Masa Mendatang

Langkah selanjutnya dari perencanaan SDM yaitu menganalisa kebutuhan tenaga kerja di masa mendatang. Dalam langkah ini, berbagai variabel HR seperti pengurangan SDM, lowongan yang akan dibuka, promosi jabatan, mutasi karyawan, dan lain sebagainya perlu dimasukkan ke dalam pertimbangan. Selain itu, variabel tidak terduga seperti pengunduran diri serta pemecatan juga perlu dijadikan bahan pertimbangan dalam analisa.

3. Dapat Menghemat Biaya

Sebelum melakukan rekrutmen  alias mencari tenaga kerja baru, pihak HR terlebih dulu melakukan perombakan di dalam SDM. Misalnya dengan melaksanakan promosi dan pemindahan jabatan, mempensiunkan, atau bahkan memberhentikan pekerja. Tentunya harus sesuai peraturan ketenaga-kerjaan yang berlaku. Dengan melakukan perombakan terlebih dahulu, maka biaya- biaya yang berhubungan dengan pengadaan tenaga kerja dapat dihemat. Apabila penempatan ulang dilakukan dengan tepat, tidak akan terjadi penempatan yang keliru. Yang paling penting, tidak perlu menyediakan biaya menambah SDM baru. Namun dalam beberapa kasus, penambahan karyawan baru memang tidak dapat dihindari. Misalnya, kantor membuka cabang baru atau lini usaha baru.



4. Mendorong Perilaku Proaktif

Apabila perusahaan memiliki perencanaan SDM yang baik, maka dapat mengambil serangkaian tindakan responsif menghadapi setiap dinamika perkembangan bisnis yang terjadi. Hal ini tentunya dapat berdampak positif terhadap kinerja perusahaan secara keseluruhan.

5. Mendorong Terbangunnya Sistem Informasi SDM yang Akurat

Sistem informasi SDM yang akurat adalah salah satu elemen penting untuk mendayagunakan kinerja organisasi atau perusahaan. Perencanaan SDM akan mampu mendorong terbangunnya sistem informasi SDM yang andal dan akurat dan tentunya ini sangat bermanfaat bagi perusahaan.

6. Terciptanya Hubungan Kerja yang Harmonis

Bayangkan bila suatu lingkungan kerja di sebuah perusahaan  memiliki orang-orang yang tepat dan kompeten dalam jabatan dan posisinya. Pastinya terjadi hubungan harmonis bukan? Mereka akan saling bekerja sama dengan baik sesuai dengan keahlian masing-masing guna mewujudkan sasaran dan tujuan perusahaan

Faktor-faktor yang mempengaruhi Perencanaan SDM

1, Pertumbuhan

Beda perusahaan, beda juga tingkat pertumbuhannya. Dalam melakukan perencanaan SDM, penting juga bagi para HR untuk mempertimbangkan faktor pertumbuhan finansial dan kebutuhan perusahaan.

2. Keputusan-keputusan Organisasional : Rencana Strategi Perusahaan, Anggaran perusahaan, perancangan rencana kerja berdasarkan kebutuhan dan keterampilan yang berbeda pada karyawan untuk masa yang akan datang.

3. Faktor lainnya seperti ketersediaan Sumber Daya Manusia yang berkompeten dan dapat dikategorikan karyawan yang baik untuk dapat dipekerjakan dalam suatu organisasi/perusahaan.

Jumat, 17 April 2020

DIGITAL MARKETING ERA REVOLUSI 4.0

DIGITAL MARKETING ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0
Industri 4.0

Industri 4.0  saat ini sedang hangat-hangatnya diperbincangkan di Indonesia maupun diluar negeri. Revolusi Industri 4.0 adalah sebuah perubahan zaman pada generasi ke empat yang mengacu pada revolusi teknologi yang secara fundamental mampu mengubah cara hidup, bekerja dan berhubungan satu sama lain. Dalam arti kata lain, perkembangan teknologi menjadi penggerak utama pada era ini.
Dampak perubahan zaman tersebut juga mempengaruhi perubahan perekonomian dunia, khususnya negara berkembang seperti Indonesia yang sedang bergerak menuju ekonomi digital yang diklaim mampu membawa pada kemakmuran yang berkesinambungan. Ekonomi digital yang hadir dan menjanjikan kemakmuran, membuat peluang bisnis terbentang lebar. Mengingat teknologi telah membuat proses produksi, pemasaran, distribusi dan sebagainya menjadi lebih efisien dan efektif, memberikan konektivitas bagi pelaku bisnis agar terhubung dengan akses-akses modal dan pasar yang baru, itu semua membuat teknologi seakan menyuguhkan aneka kemudahan.
Di era ekonomi digital, Marketing 4.0 mulai diperkenalkan. Marketing 4.0 merupakan pendekatan terbaru dalam dunia pemasaran yaitu pendekatan pemasaran yang mengkombinasikan interaksi online dan interaksi offline antara perusahaan dengan pelanggan yang tujuan utamanya yaitu memenangkan advokasi konsumen.

Perekonomian dunia, khususnya negara-negara berkembang seperti Indonesia, sedang bergerak menuju ekonomi digital. Perkembangan teknologi menjadi penggerak pertama perubahan tersebut. Organisasi dunia OECD (Organization for Economic Cooperation and Development) menyatakan, inovasi digital diklaim mampu membawa banyak negara lebih dekat pada kemakmuran yang berkesinambungan.

Gagasan tersebut tak bisa disangkal mengingat teknologi telah membuat proses produksi, pemasaran, distribusi, dan sebagainya menjadi lebih efisien dan efektif. Konektivitas yang dibangun pun memampukan banyak pelaku bisnis terhubung dengan akses-akses modal dan pasar yang baru. Peluang-peluang bisnis baru pun terbentang lebar dan ekonomi digital hadir sembari menjanjikan kemakmuran.

McKinsey pernah mendaftar inovasi yang dipercaya memberi dampak pada ekonomi secara signifikan. Sebut saja, internet, robotik, 3-D printing, dan sebagainya. Teknologi ini membantu mengembangkan sektor-sektor ekonomi, seperti sektor ritel dengan e-commerce, transportasi dengan kendaraan automatis, pendidikan dengan aneka kursus online, kesehatan, sampai interaksi sosial melalui media sosial.

Pemasaran Tradisional Usang?
Apakah dalam hal ini pemasaran tradisional menjadi usang? Jawabannya adalah tidak. Dalam Marketing 4.0, digital marketing tidaklah menggantikan pemasaran tradisional. Sebaliknya, keduanya hadir bersama alias coexist di era sekarang. Keduanya saling mengisi peran satu sama lain, khususnya dalam perjalanan pelanggan atau customer path.

Asal tahu saja, di era konektivitas sekarang ini, customer path telah berubah. Dulu, dikenal dengan 4A, yakni Aware, Attitude, Act, dan Act Again. Sekarang, perjalanan pelanggan ini berubah menjadi 5A, yakni Aware, Appeal, Ask, Act, dan Advocate. Dalam customer path yang baru ini, pemasaran tradisional dan digital marketing bisa hadir secara bersama. Bisa jadi, misalnya, orang sadar akan sebuah produk melalui iklan tradisional di televisi. Lalu, kemudian ia bertanya secara online di media sosial, kemudian ia membeli, dan karena puas ia kemudian merekomendasikan produk tersebut ke komunitasnya, baik di media sosial maupun komunitas offline.

Akhirnya, pada intinya, Marketing 4.0 menjadi pendekatan pemasaran yang mengkombinasikan interaksi online dan offline yang tujuan utamanya adalah memenangkan advokasi konsumen.

Strategi Pemasaran Digital di Era Revolusi Industri 4.0

Memasuki era industri 4.0, pertumbuhan pasar global dan jumlah UKM di Indonesia semakin tinggi baik yang online maupun yang offline. Karena perkembangan teknologi, akses internet dan UKM yang semakin kreatif membuat semua pemilik usaha dituntut untuk selalu inovatif dan lebih kreatif lagi dalam menyusun sebuah konsep strategi pemasaran.
Dalam sebuah usaha, strategi pemasaran adalah sebuah jantung dalam kelancaran sebuah usaha. Sebagai seorang pelaku usaha atau pemilik sebuah UKM, anda harus menentukan terlebih dahulu komoditas apa yang sedang atau sangat dibutuhkan pasar sehingga nlai jualnya tingg. Juga perlu mengatur pemasaran modern termasuk pemasaran online maupun offline untuk menganalisa potensi pasar yang dituju.
Untuk mengatur sebuah strategi pemasaran diperlukan beberapa konsep yang dapat dijadikan landasan. Saat ini konsep stategi pemasaran terdapat tiga jenis yaitu konsep strategi pemasaran dasar, strategi pemasaran 4P serta strategi pemasaran 4C.

Konsep Strategi Pemasaran Dasar

Untuk mengembangkan sebuah konsep strategi pemasaran, sebuah perusahaan atau pemilik sebuah UKM, terdapat tiga langkah untuk diterapkan. Ketiga strategi pemasaran tersebut meliputi:

·         Segmentasi Pasar
Melakukan segmentasi pasar artinya membagi pasar menjadi beberapa kelompok pembeli sesuai kesamaan karakteristik, kebutuhan serta perilaku. Dengan melakukan segmentasi pasar maka pemilik usaha dapat menawarkan produk yang berbeda sesuai kelompok masing – masing pembeli.

·         Menetapkan Target Pasar
Menetapkan target pasar dilakukan setelah terdapat segmentasi pasar. Dalam proses ini, aka nada proses evaluasi masing – masing kelompok pasar kemudian memilih beberapa kelompok untuk ditawarkan produk atau layanan. Dalam prakteknya, penetapan target pasar terdiri dari perancangan strategi untuk membangun hubungan yang baik dengan pelanggan, menawarkan beragam produk sekaligus dan lengkap untuk perusahaan besar atau pasar yang lebih besar. Umumnya suatu badan usaha atau perusahaan akan mencoba satu segmen pasar baru saja, jika sudah berjalan dan berhasil barulah mereka memasuki segmen pasar lainnya.
·         Melakukan Diferensiasi Serta Posisi Pasar
Setelah membagi pasar dalam beberapa segmen dan menetapkan segmen mana untuk ditargetkan, langkah selanjutnya adalah memutuskan cara mendiferensiaskan penawaran dan layanan dan posisi apa yang sedang ditempati dan dibutuhkan untuk masing – masing segmen sasaran. Mendiferensiasi posisi ini bertujuan agar produk yang ditawarkan terlihat unik dan memiliki value yang berbeda dari produk lain yang dijual pemasar lain. Sehingga pembeli memiliki alasan tersendiri mengapa mereka harus membeli produk dari perusahaan anda dibandingkan pesaing anda.

Strategi Pemasaran 4P
Strategi pemasaran 4P adalah salah satu rumus yang harus dipenuhi unuk menganalisa pemasaran. Strategi pemasaran ini meliputi: Product (produk), Price (harga), Place (lokasi) serta Promotion (promosi).
1.    Product
Product atau produk adalah satu aspek yang wajib ditentukan serta perhatikan sejak awal berdirinya suatu usaha atau perusahaan. Produk sendiri merupakan barang atau jasa yang ditawarkan pemasar atau perusahaan kepada pasarnya. Sedari awal, produk yang ditawarkan tersebut harus meliputi ragam, kualitas, desain, merek, kemasan hingga fitur. Suatu perusahaan hendaknya melakukan penelitian hingga penetapan rupa, rasa dan kualitas suatu produk. Dengan begitu pelanggan akan tahu ciri khas produk anda dan tidak serta merta melakukan perubahan atau penurunan serta kenaikan kualitas serta kuantiti produk.
2.    Price
Setelah menentukan produk apa yang akan dijual, langkah berikutnya adalah menentukan price atau harga jual. Penetapan harga jual produk meliputi beberapa pertimbangan sebagai berikut: value, diskon, harga promo serta periode pembayaran hingga syarat dan ketentuan untuk melakukan kredit pembayaran bagi para konsumen.  Setelah harga ditentukan, sebaiknya ketetapan harga dilakukan dan harus disesuaikan dengan pemasaran produk yang ditawarkan dan disesuaikan dengan kemampuan  daya beli masyarakat.
3.    Place
Setelah menentukan produk dan harga, langkah berikutnya adalah menentukan place atau tempat  dimana produk tersebut akan di jual untuk meraih pasar. Untuk menentukan tempat, pemilik bisnis perlu mempertimbangkan: lokasi, jalur penyaluran distribusi, gudang persediaan, penyedia logistik dan transportasinya
4.    Promotion
Setelah dipersiapkan semuanya, langkah terakhir namun tak kalah penting adalah promotion atau promosi. Dalam langkah ini, pemilik usaha mengkampanyekan manfaat atau value produk yang tawarkan. Pelanggan harus dibujuk melalui cara kampanye yang menarik agar mereka mau membeli produk anda. Beberapa media untuk melakukan promosi adalah lewat iklan.

Dengan mempraktekkan keempat strategi pemasaran 4P di atas, maka persiapan launching produk akan lebih siap dilakukan. Dengan persiapan yang matang, pemasaran yang telah terintegrasi pun tercipta dan lebih cepat dan baik dalam mengirimkan nilai produk pada konsumen atau pasar yang telah dibidik.

Namun, sebelum mempraktekkan startegi pemasaran 4P tersebut, langkah yang perlu dipersiapkan terlebih dahulu adalah 4C.

Berikut persiapan pemasaran 4C yang disebutkan dalam buku tersebut:

1)   Customer Solution (Pelayanan)
Customer solution atau solusi pelanggan adalah pertanyaan yang harus ada di benak para pengusaha. Apakah produk yang akan dijual mampu membantu atau memecahakn permasalahan konsumen saat ini?
2)   Customer Cost (Biaya Pelanggan)
Selain mampu memecahkan masalah, biaya yang harus konsumen bayar untuk produk anda juga perlu diperhatikan. Apakah dengan perkiraan harga yang akan anda tetapkan, konsumen mampu dan mau membayarnya sesuai kebutuhan maupun keinginannya.
3)   Convenience (Kenyamanan)
Convenience atau kenyamanan maksudnya adalah apakah produk yang anda jual mampu membuat konsumen puas membelinya? Apakah produk anda mudah di raih oleh mereka?
4)   Communication (Komunikasi)
Communication atau komunikasi antara pedagang dan konsumen harus lancar. Pedagang perlu mengkomunikasikan value mengapa konsumen sebaiknya membeli produknya. Selain itu dengan komunikasi yang lancar, konsumen menjadi lebih aman untuk melaporkan kendala atau masalah atau bahkan sekedar meminta informasi ketika akan membeli produk anda, untuk itulah gunanya customer service di bisnis anda.

Di era serba digital ini, teknologi semakin berkembang pesat sehingga membutuhkan kecepatan informasi akuntansi. Hal ini menyebabkan para akuntan wajib menggunakan software akuntansi dalam memudahkan pekerjaan mereka yang mengelola laporan keuangan secara professional.


Video Tersebut Menjelaskan Strategi Pemasaran Digital (Digital Marketing)

Video : YouTube

Kamis, 09 April 2020

Dea Valencia, Seorang Pengusaha Muda yang Sukses Mengembangkan Batik Kultur

DEA VALENCIA, PENGUSAHA YANG SUKSES DI USIA MUDA
Dea Valencia adalah pengusaha muda sekaligus pendiri Batik Kultur. Perempuan kelahiran Semarang, 14 Februari 1994 ini mengawali perjalanannya dengan berdagang Batik Lawas milik ibunya. Sejak kecil, Dea memang sudah dikenalkan dengan Batik.
Dea mengerti betul tentang proses pembuatan Batik Tulis dari hulu ke hilir. Berawal dari satu orang penjahit di sudut rumahnya, kisah Batik Kultur dimulai.


"Semua ini aku mulai dari membantu mama menjual koleksi Batik yang kebanyakan adalah Batik Lawas. Saat itu dalam bentuk kain, sambil berjualan juga sambil mempelajari," kata Dea Valencia saat Grand Opening Batik Kultur di Kaca Coffe and Eatry, Jakarta, Sabtu 23 Maret 2019.

Tidak hanya dari berjualan Batik, ia kerap membaca buku yang berkaitan dengan Batik. Sejak itulah, ia mulai jatuh cinta pada Batik dan muncul ide untuk berjualan baju dari Batik Lawasan.

Batik Kultur bermula dari keinginan Dea memiliki baju cantik seperti yang ia mau. Meskipun tidak bisa beli baju yang ia inginkan, Dea terpikir untuk mengunting-gunting Batik Lawas dan kemudian dijahit dengan model yang diinginkan.

Berawal dari satu orang penjahit di sudut rumahnya, kisah Batik Kultur dimulai. Dea sendiri yang mendesain produk Batik Kultur. Karena tak bisa menggambar, Dea mengandalkan imajinasi lalu ditransfer ke seorang juru gambar kepercayaannya.

"Saya tidak ingin menjual barang yang saya sendiri tak suka," tambahnya. Hal ini pula yang menjadi rahasia sukses Batik Kultur di tangan Dea Valencia.

Batik Kultur mendapat respons yang luar biasa dari pemasaran digital yang memang marak dalam beberapa tahun terakhir. Dea Valencia mengakui, kesuksesan Batik Kultur tak lepas dari peran media sosial seperti Facebook dan Instagram.

Di usia yang terbilang sangat muda, Dea sudah bisa meraih omzet ratusan juta dalam satu bulan. Namun, kesuksesannya tidak diraih dalam sekejap mata. Semua berkat ketekunan dan kerja keras dalam menggeluti usaha yang dijalani.

Anak dari pasangan Ariyani Utoyo dan Iskiworo Budiarto ini tidak bekerja sendiri di dalam mengembangkan usaha batiknya. Ia dibantu dan didukung penuh oleh ibunya.

Ia juga dibantu oleh beberapa karyawan, yang hebatnya adalah para penyandang disabilitas yang memiliki semangat dan kerja keras dalam membantu mengangkat Batik Kultur. Hingga kini, sekitar 120 orang karyawan termasuk 50 orang pekerja penyandang disabilitas berada di balik label Batik Kultur.


"DEA VALENCIA PEMILIK USAHA BATIK KULTUR"


Soal mempekerjakan karyawan penyandang disabilitas, Dea memiliki alasan tersendiri. "Aku ingin memberikan mereka kesempatan untuk memberikan kontribusinya di balik perbedaan mereka. Ternyata banyak pelajaran yang bisa diambil seperti ketekunan dan semangat untuk belajar," ujar perempuan berusia 25 tahun ini.

Ternyata Dea Valencia memasuki dunia perkuliahan saat ia masih berumur 15 tahun dan sudah meraih gelar sarjana di usia 19 tahun. Dea menjelaskan yang memotivasi awal untuk berjualan Batik adalah hanya ingin mencari uang sendiri dengan hasil penjualan Batik.

"Ingin melanjutkan sekolah ke luar negeri, dan akhirnya sampai sekarang belum kesampaian dan melanjutkan bisnis batik ini," jelas Dea. (Indah Permata Niska)

Sumber : www.liputan6.com