DEA VALENCIA, PENGUSAHA YANG SUKSES DI USIA MUDA |
Dea mengerti betul tentang proses pembuatan Batik Tulis dari
hulu ke hilir. Berawal dari satu orang penjahit di sudut rumahnya, kisah Batik
Kultur dimulai.
"Semua ini aku mulai dari membantu mama menjual koleksi
Batik yang kebanyakan adalah Batik Lawas. Saat itu dalam bentuk kain, sambil
berjualan juga sambil mempelajari," kata Dea Valencia saat Grand Opening
Batik Kultur di Kaca Coffe and Eatry, Jakarta, Sabtu 23 Maret 2019.
Tidak hanya dari berjualan Batik, ia kerap membaca buku yang
berkaitan dengan Batik. Sejak itulah, ia mulai jatuh cinta pada Batik dan
muncul ide untuk berjualan baju dari Batik Lawasan.
Batik Kultur bermula dari keinginan Dea memiliki baju cantik
seperti yang ia mau. Meskipun tidak bisa beli baju yang ia inginkan, Dea
terpikir untuk mengunting-gunting Batik Lawas dan kemudian dijahit dengan model
yang diinginkan.
Berawal dari satu orang penjahit di sudut rumahnya, kisah
Batik Kultur dimulai. Dea sendiri yang mendesain produk Batik Kultur. Karena
tak bisa menggambar, Dea mengandalkan imajinasi lalu ditransfer ke seorang juru
gambar kepercayaannya.
"Saya tidak ingin menjual barang yang saya sendiri tak
suka," tambahnya. Hal ini pula yang menjadi rahasia sukses Batik Kultur di
tangan Dea Valencia.
Batik Kultur mendapat respons yang luar biasa dari pemasaran
digital yang memang marak dalam beberapa tahun terakhir. Dea Valencia mengakui,
kesuksesan Batik Kultur tak lepas dari peran media sosial seperti Facebook dan
Instagram.
Di usia yang terbilang sangat muda, Dea sudah bisa meraih
omzet ratusan juta dalam satu bulan. Namun, kesuksesannya tidak diraih dalam
sekejap mata. Semua berkat ketekunan dan kerja keras dalam menggeluti usaha
yang dijalani.
Anak dari pasangan Ariyani Utoyo dan Iskiworo Budiarto ini
tidak bekerja sendiri di dalam mengembangkan usaha batiknya. Ia dibantu dan
didukung penuh oleh ibunya.
Ia juga dibantu oleh beberapa karyawan, yang hebatnya adalah
para penyandang disabilitas yang memiliki semangat dan kerja keras dalam
membantu mengangkat Batik Kultur. Hingga kini, sekitar 120 orang karyawan
termasuk 50 orang pekerja penyandang disabilitas berada di balik label Batik
Kultur.
"DEA VALENCIA PEMILIK USAHA BATIK KULTUR"
Ternyata Dea Valencia memasuki dunia perkuliahan saat ia
masih berumur 15 tahun dan sudah meraih gelar sarjana di usia 19 tahun. Dea
menjelaskan yang memotivasi awal untuk berjualan Batik adalah hanya ingin
mencari uang sendiri dengan hasil penjualan Batik.
"Ingin melanjutkan sekolah ke luar negeri, dan akhirnya
sampai sekarang belum kesampaian dan melanjutkan bisnis batik ini," jelas
Dea. (Indah Permata Niska)
Sumber : www.liputan6.com
Sumber : www.liputan6.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar